Resensi Buku: Islam dan Al-Qur'an pun Diserang

 
Adalah kumpulan artikel yang pernah terbit disitus nahimunkar.com. diterbitkan oleh Pustaka Nahi Munkar. Ustadz Hartono Ahmad Jaiz sebagai editor dan penulis utama.
Selain perang fisik, orang-orang yang benci pada Islam tak henti-hentinya menggerogoti umat melalui pemikiran. Mereka menyekolahkan anak-anak bangsa ke negara-negara Barat. Dididik secara sekular dan liberal. Pulang ke tanah air mereka menjajakan pemikiran menyimpang sesuai pesanan guru-gurunya.
Nurchalish Madjid adalah contohnya. Berguru kepada Fazlur Rahman di Chicago telah banyak merubah hidupnya. Ia yang dikenal sangat anti liberal justru berbalik 180 derajat mempropagandakan pluralisme dan liberalisme agama. Pendiri Universitas paramadina ini seolah tak kenal lelah mengkampanyekan kesesatannya.
Suatu waktu, di Taman Ismai Marzuki, ia berkicau bahwa Islam adalah Agama Hibrid. Hibrid, seperti kita tahu, artinya mencangkok atau menambahkan agar sesuatu itu lebih baik. Baik menurut orang yang meng-hibrid. Jika Islam disebut agama hibrid, itu berarti Islam dapat diperbaharui karena belum sempurna. Unsur luar Islam bisa ditambahkan ke dalam Islam agar lebih sempurna. Dan Islam perlu mengadopsi pandangan lain agar lebih sesuai dengan zaman. Seperti itulah doktrin yang hendak dijejalkan Nurcholish melalui orasinya saat itu. Tentu bukanlah suatu kebetulan, jika menjelang meregang nyawa, hatinya sempat dihibrid/dicangkok dengan hati orang Komunis Tiongkok. Negara yang sangat ia idolakan.
Selain Cak Nur (sapaan akrab Nurcholish Madjid), juga ada Gus Dur. Siapa yang tak kenal Gus Dur. Selain fisiknya yang sangat mudah dikenali, pemikirannya yang sangat menyakitkan umat Islam tak susah dilacak. Ia misalnya, pernah mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab paling porno di dunia. Hanya karena Al-Qur’an menganjurkan menyusui bayi selama 2 tahun. Kata ‘menyusui’ ini sudah cukup bagi manusia tidak melek ini untuk mengecam  Al-Qur’an sebagai kitab suci paling porno. Wal iyadzu billah. Maka wajar, jika saat menduduki kursi presiden, kisah menjijikkannya dengan Aryanti, dan beberapa wanita lain terkuak.
Cak Nur dan Gus Dur hanyalah contoh dari sekian banyak tokoh nyeleneh di bumi Nusantara ini. Parahnya, mereka menduduki jabatan prestisius di instansi Islam misalnya Gus Dur di NU dan Cak Nur di UIN Jakarta. Mereka juga dipercaya sebagai pembicara dalam bidang agama Islam. Padahal pemikiran mereka sangat sesat dan menyesatkan. Namun beruntunglah, mereka tidak sendiri. Di tempat lain ada segolongan orang-orang beriman yang tetap setia dengan keimanan dan melaksanakan apa-apa yang telah diwajibkan Allah atas umat ini jika terjadi penyimpangan. Yaitu Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Kepada tokoh nyeleneh ini dan kawan-kawan mereka yang lebih muda, dihadapkan bantahan-bantahan yang tidak mungkin mereka dapat berkilah.
Buku ini, mengulas berbagai penyimpangan terhadap Islam. Baik dalam bentuk pemikiran sepilis (sekularisme, pluralisme agama, dan liberalisme), aliran sesat seperti Ahmadiyah dan Syiah, dan bid’ah-bid’ah, serta adat yang sangat bertentangan dengan islam namun berusaha dihidup-hidupkan oleh para petinggi negara. Tak ketinggalan berbagai perbuatan maksiat juga terekam dalam buku ini disertai renungannya.
Membaca buku ini seakan kita menjelajah nusantara. Menyaksikan berbagai kemunkaran yang pantas membuat kita mengurut dada. Menjadi renungan bagi mereka yang hendak berpikir. Dalil-dalil Islami sebagai bantahan sangat tegas. Hingga tak ada celah bagi yang hendak merusak Islam. Sebagai bekal dalam menghadang segala laju perusakan Islam, buku ini dapat menjadi salah satu referensi Anda.
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Al-Ghuraba Official Site - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger