Perjuangan Aqidah: Kerja Nyata Merebut Al-Quds

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
Jama’ah Sekalian yang Berbahagia………………!!!
Di dunia ini ada dua kekuatan. Kekuatan yang bertolak belakang. Kekuatan yang akan selalu bertarung sampai akhir peradaban umat manusia. Selama manusia masih menapakkan jejak kehidupannya, selama itu pula perseteruan dua kekuatan itu akan terus bergejolak dan mereka akan tersu berupaya untuk saling menghilnagkan satu dengan yang lain.
Dua kekuatan itu adalah al-haq dan al-bathil. Kebenaran dan kesesatan. Keadilan dan kedzaliman.
Kesesatan itu adalah seruan-seruan syaithan serta upaya-upaya mereka dalam membuat manusia jatuh dalam jurang kenistaan di dunia dan jurang neraka di akhirat. Kekuatan kebathilan adalah seruan dan gerakan para musuh-musuh allah, yang terus berupaya untuk mencabik-cabik dan memadamkan cahaya-Nya. Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an :
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya."
(QS As-Shaff:8)
Karena itu usaha al-bathil adalah wujud gerakan dari amarah-amarah iblis sebagai bentuk penentangannya terhadap al-haq. Tiang-tiang kebenaran akan terus diintai untuk dirobohkan. Panji alqur’an dan as-sunnah akan selalu menjadi incaran mereka untuk dihina dengan mulut-mulut mereka. Bahkan cita-cita mereka adalah mengoyak bendera izzah kemuliaan kaum muslimin. Hingga akan pudar dan musnah keindahan syariat islam.
Hadiran yang Berbahagia !!!
Dan Keadilan itu adalah Islam. Sebagaimana perkatan seorang sahabat, Rib’I bin Amir kepada Raja Romawi, Rustum dalam tenda kebesarannya. “Kami adalah kaum yang diutus oleh allah untuk mengeluarkan manusia dari penyembahan kepada sesame makhluq kepada penyembahan hanya kepada Allah, Kami adalah kaum, yang diutus oleh allah untuk mengeluarkan manusia dari kejahatan agama-agama menuju keadilan islam”
Hadiran yang Berbahagia !
Kita sadar, kita tengah hidup dalam gegap gempita Globalisasi yang dimotori oleh barat dan sekutunya. Pengaruhnya jauh merambah seluruh aspek kehidupan manusia. Ia bergulir bagaikan bola salju yang semakin hari semakin besar. Menurut David Held, Globalisasi memiliki tiga daya yang sulit dibendung. Pertama velocity (kecepatan), daya rambah dalam waktu yang singkat. Kedua, intencity (kedalaman), daya rubah sampai pada hal-hal prinsip. Ketiga, extencity (keluasan),  daya jangkau yang meliputi pelosok-pelosok dunia (Global Transformation, 2000).
Tiga daya inilah yang menjadi kendaraan bagi seluruh “ideologi asing” masuk menyelinap di balik pesan-pesan globalisasi. Liberalisasi dan kebebasan serta kesetaraan. Akan tetapi di balik semua itu, ada sebuah rencana besar yang diarsiteki oleh sekelompok kecil manusia yang ingin merubah wajah dunia menuju The New World Order, Tata Dunia Baru. Dibaliknya ada agenda penghancuran besar-besaran yang tengah sabar dinanti, satu agenda demi agenda diselesaikan.
Globalisasi pun menjadi ancaman besar bagi umat islam. Globalisasi tidak lain adalah gelombang penghancuran umat. Di dalamnya agenda Ghazwul Askari (perang fisik) diarahkan kepada negara-negara timur tengah. Politik belah bambu dan dukungan terhadap gerakan-gerakan separatis  masih terus digencarkan barat. Sementara di belahan bumi lain dibenamkan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) secara rahasia. Umat pun dikepung dari dua arah secara bersamaan. Dari dalam dan dari luar.
Dari luar, belahan bumi kaum muslimin dicaplok satu demi satu. Chechnya, iraq, Afghanistan, Palestina hingga hari ini masih bergejolak. Perang demi perang terjadi setiap harinya, dan hanya menyisakan kecaman, petisi atau unjuk rasa yang berujung pada kekecewaan. Sementara yang menjadi korban adalah umat islam. Di belahan bumi yang lain ideologi demokrasi dipaksakan untuk dijadikan dasar konstitusi negara. Turki, Mesir, Syria, Libanon dan yang lainnya menjadi korban invasi politik ini.
Kebencian barat dan kekhawatirannya terhadap gerakan kebangkitan islam sangat nampak terlihat. ‘Terorisme’ menjadi kendaraan untuk membuat masyarakat dunia terjangkiti islamophobia. Terorisme, diangkat sebagai isu global karena pelaku kejahatan –katanya- adalah –oknum- dari umat islam. Akan tetapi ketika umat islam yang menjadi korban, semua bungkam, diam seribu bahasa (seperti di Palestina). Itulah standar ganda Amerika dan sekutunya dibalik wacana deklarasi freedom and human rights.
Dari dalam, umat Islam dicekoki pemikiran-pemikiran sesat. Berbagai aliran nyeleneh pun bermunculan. Agenda pendangkalan aqidah dan perusakan akhlaq menjadi rencana utamanya. Ahmadiyah, Lia eden, Ahmad Mushaddeq, Isa Bugis dan deretan aliran lainnya menjadi kasus yang serasa begitu sulit dituntaskan. Sementara di sisi yang lain semakin hari, kasus pornoaksi, pencabulan dan skandal seks semakin menjamur yang sangat berkorelasi dengan maraknya hiburan, infotainment dan konser musik.
Hadirin yang Berbahagia !
Kita sadar, bahwa apa yang tengah terjadi hari ini pada hakikatnya adalah pertarungan ideology. Ideology kebenaran dan kebathilan. Syaikhul Islam ratusan tahun lalu dalam salah satu surat, Beliau menulis: “Perang dengan Yahudi di Palestina adalah perang ideology, begitu pula yang terjadi antara kaum muslimin dan orang-orang Hindu di India, antara Muslimin dan Atheisme di Syisyan (Chechnya), serta apa yang terjadi di Burma dan Kashmir. Semua itu adalah perang ideology. Apa yang terjadi antar individu dan partai di suatu negeri, baik liberalisme, komunisme dan nasionalisme, semuanya diliputi oleh perang ideology ini. Hingga sekalipun yang tampak adalah misi kemanusiaan, namun yang sebenarnya adalah mencari keuntungan, seperti mengambil harta kekayaan, minyak, atau penguasaan terhadap negeri dan penduduknya. Dan sesungguhnya mereka melupakan masalah ideology, adalah khayalan belaka (artinya; semuanya itu tetap tidak terlepas dari masalah ideologi). Pepatah mengatakan, “Perilaku adalah cerminan dari pikiran” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Pembaruan Salafi dan Dakwah Reformasi. 2000
Ikhwa fillah dan hadirin sekalian!
Palestina adalah kota Suci umat islam. Kota yang telah Dibuka oleh Umar bin Khattab. Kota yang telah direbut oleh shalahuddin al-ayyubi. Dan Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat islam.
Palestina memendam ribuan sejarah umat islam. Palestina menyimpan jutaan kisah kegemilangan umat islam. Palestina adalah saksi sejarah, Syariat Islam ditegakkan di sana.
Palestina adalah negeri damai  yang diagungkan nama-nama Allah di dalamnya. Palestina adalah bumi yang diberkahi, Allah telah menjadikanya sebagai tempat turunnya risalah-risalah (kenabian), tempat berhimpunnya kebudayaan, tempat hijrah para NabiNya. Di Palestina terdapat kiblat pertama dan tempat di isra’kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di dalamnya pula Dajjal akan binasa melalui tangan Isa Al-Masih ‘Alaihis Salam, dan di Palestina juga Ya’juj dan Ma’juj dibinasakan. Serta di dalamnya pula, bebatuan dan pepohonan akan berkata, “Wahai muslim! Wahai hamba Allah ! Ini ada Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia!”, maka Yahudi-pun akan binasa melalui tangan hamba-hamba Allah yang shalih di bumi Palestina.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengimami seluruh Nabi di Masjid Al-Aqsa, agar Imamah (kepemimpinan) dan siyadah (kekuasaan) untuk Islam pada Masjidil Aqsha tetap langgeng bagi seluruh makhluk. Selama peprputaran sejarah, kerajaan-kerajaan dan negeri-negeri saling bermusuhan untuk memperebutkannya, mereka saling membinasakan dan mengalahkan dalam rangka menguasainya dan mendudukinya. Dikarenakan Palestina adalah bumi Allah terpilih yang Allah memilihnya sebagai tempat hijrah bagi Kalil (kesayangan)-Nya Ibrahim ‘Alaihis Salam dan KalimNya (Kalim= Orang yang diajak bercakap) yaitu Musa ‘Alaihis Salam, sebagai tempat kelahran Isa ‘Alaihis Salam dan tempat isra’nya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Hadirin yang Berbahagia!
Akan tetapi, kota itu telah dinodai dengan kedatangan para zionis yahudi. Kota itu tengah dikotori oleh gempuran Israel yang tidak henti-hentinya menumpahkan darah kaum muslimin.
Kota itu sedikit demi sedikit dicaplok. Kemerdekaan kamus muslimin dirampas. Hak-hak mereka dihancurkan. Mereka setiap harinya hidup di bawah dentuman bom dan desingan peluru yang membabi-buta.
Ketahuilah umat islam. Saat para lelaki di belahan bumi lain tengah santai merapikan dasinya. Para Mujahidin Palestina sedang Serius mengisi senjata mereka dengan peluru. Saat kita menikmati tetesan-tetesan keringat olahraga di pusat fitness, para lelaki palestina sedang getir menyapu tetesan-tetesan darah yang mengucur di kepala mereka. Jika Para wanita tengah sibuk menenteng tas-tas mereka di mall-mall, para wanita palestina sedang sibuk memecah-mecah batu untuk dijadikan peluru bagi suami-suami mereka. Jika Meeka Sedang asyik menyeruput the manis di pagi yang tenang. KAum Muslimin di palestina sedang meronta-ronta Karena anak-anak mereka terkena percikan bom kimia yang melepuhkan wajah serta kulit-kulit mereka.
Hadirin yang Berbahagia!
Dalam kacamata islam, kondisi ini dikenal sebagai zaman fitnah, zaman ujian. Zaman terasingnya ajaran islam dari pemeluknya sendiri. Tidak lain karena gelombang globalisasi telah ‘menyeret’ manusia mencampakkan nilai-nilai ilahiah agama. Parahnya, itu pun dilakukan tanpa sadar, bahkan dengan kebanggaan. Betapa banyak pemuda yang hanya dengan alasan trend, rela merogoh kocek dalam-dalam. Karena alasan gaul, tanpa sadar telah kehilangan jatidiri sebagai muslim. Ajaran islam pun sedikit demi sedikit ditinggalkan. Sementara orang-orang yang berusaha mengamalkan islam di-stigma-kan sebagai orang kolot, tidak ikut perkembangan zaman.
Zaman ini telah disebutkan oleh Rasulullah Shallalahu alaihi wasallam, “Suatu zaman di mana siapa yang memegang teguh agamanya seperti menggenggam bara api”. Digenggam terlalu keras akan terbakar. Dilonggarkan, malah terlepas. Akan tetapi di tengah zaman fitnah itu, Nabi Shallahu alaihi wa sallam tidak membiarkan umatnya terombang-ambing dalam badai fitnah. Rasulullah Shallahu alaihi wa sallam bersabda, “Kutinggalkan kepada kalian dua perkara, barangsiapa yang berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, Kitabullah (al-qur’an) dan Sunnahku”(HR. Bukhari).
Ya, itulah jalan keluar yang telah disampaikan beliau Shallahu alaihi wasallam. Jalan yang lurus dan tidak akan ada keselamatan kecuali berpegang teguh kepada keduanya. Dialah Al-qur’an dan Sunnah beliau-Shallalahu alaihi wasallam. Dengan berpegang teguh kepada keduanya, gelombang fitnah akan dapat diatasi.
Oleh karena itu untuk melawan badai fitnah itu diperlukan perjuangan mengembalikan umat kepada kemuliaannya. Perjuangan melawan fitnah akhir zaman.  Dan sinyal nabi shallallahu alaihi wasallam di atas telah tergambarkan secara nyata bahwa prioritas perjuangan adalah dengan al-qur’an dan sunnah. Allah Subhanahu wata’ala menjelaskan,
“… Dan Berjihadlah dengannya (Al-qur’an), dengan jihad yang besar” (QS Al-Furqan:52).
Demikian Allah menyebutkan. Jihad yang paling tepat adalah jihad dengan Al-Qur’an. Membaca mempelajarinya, mengamalkan dan medakwahkannya. Serta terakhir, Bersabar di atasnya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di tengah problema yang melanda umat, menyebutkan bahwa usaha islahul ummah (perbaikan umat) ditempuh dengan dua jalur utama.
Pertama, Tashfiyah (purifikasi/pemurnian). Pembersihan atau pemurnian kembali segala macam bentuk keyakinan kaum muslimin yang terjangkiti SEPILIS (Sekularisme Pluralisme dan Liberalisme) serta TBC (Tahayaul, Bid’ah dan Churafat). Karena kita mengetahui bahwa tidak akan kembali kejayaan itu kecuali dengan usaha dan kerja keras dalam mengembalikan keyakinan umat kepada fitrah tauhid. Fitrah islam.
Kedua, Tarbiyah. Pembinaan pribadi atau individu-individu agar mengenal Allah Azza Wa Jalla dalam Tauhidullah, Rububiyah, uluhiyah dan asma dan sifat-sifatnya serta seluruh konsekuensi atasnya. Usaha ini dilakukan dengan pembinaan intensif kepada para generasi muslim untuk menumbuhkan karakter dan kepribadian yang utuh dalam keimanan, aqidah, akhlaq dan tsaqofah. Sehingga akan muncul kesiapan dalam menjalankan perintah Allah Azza Wa Jalla. Kesiapan memikul amanah ibadah dan berjuang menegakkan kalimat tertinggi-Nya.
Perjuangan itu adalah Perjuangan aqidah, karena allah sendiri telah mnggariskan  Kekuatan aqidah. Aqidah yang shahih, bersih dan murni yang tidak tercampuri dengan kesyirikan dan kedzhaliman sedikit pun, serta dilandasi dengan ilmu yang terang sebagai sumber kemenagan umat islam. Allah telah menyebutkan dalam QS. An-Nur ayat 55, “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan beramal shalih, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah menjadi aman sentosa. Mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun…”
Allah menegaskan syarat untuk menjadikan orang-orang beriman dan beramal shalih adalah hanya satu, ya’buduunanii walaa yusyrikuuna bihi syai-a’. Menyembah Allah dan tidak menyekutukan dengan sesuatu apa pun. Itulah kunci kemenangan. Kunci yang membuat pasukan Shalahuddin Mengembalikan Al-Quds ke pangkuan kaum muslimin. Kunci yang membuat Konstatinopel takluk dalam serangan armada laut Sultan Muhammad Al-Faatih. Memindahkan 70 kapal lautnya menyeberangi selat Bosphorus ke Selat Tanduk Emas (Golden Horn) melewati gunung hanya dalam waktu satu malam. Kunci yang membuat Andalusia Tunduk tak berdaya di bawah ekspedisi jihad di bawah panji Thariq in Ziyad. Kunci yang Membuat Persia di ufuk Barat, dan Romawi di ufuk Timur tumbang. Dan keduanya tidak menyisakan apa-apa sampai hari ini kecuali bangunan dan kisah-kisah saja.
Ketika para sahabat mendapatkan tekanan yang begitu kuat di Mekkah sehingga ada di antara mereka yang menemui kematian, seperti keluarga Yasir, Khubaib bin Adiy, juga sahabat yang lain disiksa dengan siksaan yang begitu berat, termasuk sahabat Khabbab ibnul Arats Radhiyallahu 'Anhu. Beliau ditindih dengan batu yang dipanaskan maka, beliau datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata :  ya.. Rasulullah, apakah kau tidak mendoakan kemenangan bagi kita sekarang ini. ketika itu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam sedang duduk bersandar di Kabah, begitu mendengar perkataan sahabat ini, beliau bukan malah kasihan terhadap sahabat-sahabat beliau yang mengalami intimidasi, tetapi tiba-tiba beliau bangkit dari duduknya dan wajah beliau merah, marah dan berkata  ; sesungguhnya di antara umat sebelum kalian ada orang yang disisir dari besi sehingga terpisah dagingnya dengan tulang, ada orang yang digergaji dari kepalanya sampai bawah dan terbelah dua tubuhnya, namun mereka sama sekali tidak mundur dari agama mereka. Demi Allah, sesungguhnya Dia akan menyempurnakan agama ini sampai akan berjalan seorang musafir dari Shan’a ke hadarul maut, dia tidak takut kecuali kepada Allah dan kepada srigala yang akan memakan dombanya. (HR. Bukhari).
Washallallahu alaihi wasallam
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Oleh:
Samsuar Hamka
(Alumni Universitas Negeri Makassar)
Share this article :
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Al-Ghuraba Official Site - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger